Bab 11 & 12 - Analisis Pendapatan Nasional Untuk Perekonomian Tertutup Sederhana Dan Pertumbuhan Ekonomi
Produk Nasional Netto dikurangi pajak tak langsung ditambah subsidi.
Pendapatan Nasional dengan perekonomian tertutup sederhana dua sektor merupakan penjumlahan dari 5 hal, yaitu :
- Upah atau gaji yang diterima oleh buruh atau karyawan.
- Pendapatan dari seseorang yang melakukan bisnis individu (bukan perusahaan).
- Keuntungan perusahaan.
- Pendapatan bunga selisih dari perusahaan.
- Pendapatan sewa.
Model Analisis Dengan Variabel Investasi dan Tabungan :
Pengeluaran
yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang lebih
banyak lagi, atau dengan kata lain merupakan pengeluaran yang
ditambahkan kepada komponen - komponen barang modal.
Tujuan
dari pelaksanaan model analisis dengan variabel investasi dan tabungan
ini adalah mencari keuntungan di kemudian hari melalui pengoperasian
mesin dan pabrik. Analisis keuangan pemerintah biasanya mencakup empat
aspek sebagai berikut :
- Operasi keuangan pemerintah dalam hubungan dengan defisit / surplus anggaran dan sumber - sumber pembiayannya.
- Dampak operasi keuangan pemerintah terhadap kegiatan sektor riil melalui pengaruhnya terhadap pengeluaran konsumsi dan pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) pemerintah.
- Dampak rupiah operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap ekspansi bersih pada jumlah uang yang beredar.
- Dampak valuta asing operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap aliran devisa masuk bersih.
Terdapat sumber daya unruk memperkirakan Investasi dan Tabungan Nasional, yaitu :
- Data Produk Domestik Bruto (PDB) atas harga berlaku menurut penggunaan.
- Neraca Arus Dana yang digunakan oleh tim gabungan BPS, Bank Indonesia, dan Departemen Keuangan.
Dalam
menganalisis pertumbuhan Produk Domestik Bruto, terlihat adanya
kecenderungan untuk lebih menggunakan data Produk Domestik Bruto
menurut penggunaan.
Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Pengangguran
Salah satu masalah jangka pendek dalam ekonomi yaitu inflasi, pengangguran dan neraca pembayaran.
Inflasi (inflation)
adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang
berlangsung secara terus menerus. Ada tiga jenis inflasi, yaitu :
- Inflasi tarikan permintaan (Demand-Pull Inflation)
- Inflasi desakan biaya (Cost-Push Inflation)
- Inflasi karena pengaruh impor (Imported Inflation)
Tingkat
inflasi yang terjadi pada suatu negara merupakan salah satu ukuran
untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi dihadapi suatu negara.
Bagi negara yang perekonomiannya baik, tingkat inflasi yang terjadi
berkisar antara 2% - 4% per tahun. Tingkat inflasi yang berkisar antara
2% - 4% dapat dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjutnya, jika
tingkat inflasi yang berkisar antara 7% - 10% dikatakan inflasi yang
tinggi. Berdasarkan fakta tersebut, maka A. W. Phillips mengamati
hubungan antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran. Dari hasil
pengamatannya, ternyata ada hubungan yang erat antara inflasi dengan
tingkat pengangguran, dalam artian jika inflasi tinggi, maka
pengangguran rendah. Hasil pengamatan Phillips ini dikenal dengan Kurva
Phillips.
Kurva Phillips
Masalah
utama dan mendasar dalam ketenagakerjaan di Indonesia adalah masalah
upah yang rendah dan tingkat pengangguran yang tinggi. Hal tersebut
disebabkan karena pertambahan tenaga kerja baru jauh lebih besar
dibandingkan dengan ketersediaan lapangan pekerjaan setiap tahunnya.
Untuk
menggambarkan kurva Phillips di Indonesia digunakan data tingkat
inflasi tahunan dan tingkat pengangguran yang ada. Data yang digunakan
adalah data dari tahun 1980 sampai tahun 2005. Berdasarkan dengan hasil
pengamatan dengan data yang ada, maka kurva Phillips untuk Indonesia
adalah sebagai berikut :
A.
W. Phillips menggambarkan bagaimana sebaran hubungan antara inflasi
dengan tingkat pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi
merupakan cerminan dari adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan
naiknya permintaan agregat, maka sesuai dengan teori permintaan, jika
permintaan naik, maka harga akan naik. Dengan tingginya harga
(inflasi), maka untuk memenuhi permintaan tersebut, produsen
meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah tenaga kerja. Akibat
dari peningkatan permintaan tenaga kerja , maka dengan naiknya harga
(inflasi), pengangguran berkurang.